Benahi Pembelajaran Tatap Muka, Sudah Siapkah?

- Advertisement - Pfrasa_F
Foto: Pemimpin Perusahaan
(Dok. Pribadi)

Penulis: Mhd. Fitrah Hidayat

Covid-19 memaksa pemerintah Indonesia mengalihkan pembelajaran seluruh siswa dari yang luring menjadi daring. Tentu ini menjadi masalah yang sangat berdampak bagi pendidikan Indonesia. Belum meratanya pembangunan dan pemahaman masyarakat di bidang teknologi untuk memenuhi pembelajaran secara daring termasuk salah satu kendalanya. 

Teknologi sangat berperan dalam proses pembelajaran daring. Selain itu, peran orang tua di rumah juga tidak kalah penting dalam pengoptimalan pembelajaran secara daring. Ketika proses pembelajaran daring, orang tualah yang menjadi pengawas siswa agar tetap fokus dalam proses pembelajarannya.

Tetapi kenyataan yang dirasakan saat ini adalah pembelajaran daring di Indonesia sangat tidak efektif. Banyak siswa yang tidak dapat fokus ketika proses pembelajaran daring berlangsung. Banyak siswa yang malah menghabiskan waktunya untuk bermain video gim. Bahkan, orang tua siswa banyak yang stres dengan kondisi ini. Mereka tidak dapat fokus bekerja, karena harus memperhatikan anaknya.

Tahun ini sepertinya kondisi yang lebih baik mulai menyiratkan kabarnya. Setelah adanya proses vaksinasi di Indonesia, maka Kemendikbud mengambil langkah untuk membuka atau mengizinkan sekolah melakukan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan beberapa syarat dan kriteria yang harus dipenuhi pihak sekolah.

Syarat yang paling penting adalah lingkungan sekolah harus berada di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1–3. Jadi, untuk wilayah yang masih berstatus PPKM level 4 belum bisa melaksanakan PTM. Syarat-syarat lainnya adalah PTM harus dilaksanakan sesuai protokol kesehatan ketat dan dipantau oleh Pemda. PTM dapat dilaksanakan dalam dua fase, yaitu fase transisi dan kebiasaan baru. Di mana fase transisi dilaksanakan selama dua bulan dan fase kebiasaan baru terlaksana setelah fase transisi berhasil. Selanjutnya, seluruh pendidik harus sudah melaksanakan vaksinasi. 

Itulah beberapa syarat yang harus dipenuhi pihak sekolah untuk dapat melaksanakan PTM. Saat ini banyak orang tua bahkan guru berharap agar PTM ini dapat terlaksana sepenuhnya, karena melihat tidak efektifnya pembelajaran daring. Banyak dampak positif yang terjadi ketika PTM dapat terlaksana. Menurut Koordinator PMP dan Kerja Sama Ditjen PAUD Dikdasmen, dampak positif diadakan PTM untuk saat ini adalah bentuk pendidikan kepada anak-anak tentang kebiasaan baru, peningkatan kreativitas guru dan kerja sama antar lembaga, dan meminimalkan kesenjangan digital antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.

Semoga dengan keputusan dari Kemendikbud yang kita tunggu-tunggu ini dapat memulihkan pendidikan Indonesia. Sampai saat ini, pendidikan Indonesia masih belum bisa memaksimalkan pembelajaran melalui daring saja. Hal ini dilihat dari faktor tidak meratanya pembangunan di Indonesia, terkhusus di bidang digitalisasi. Maka, solusi dari permasalahan ini dinilai tepat dengan keputusan dari Kemendikbud yang sudah mengizinkan PTM kembali dengan tetap memenuhi syarat yang diberikan agar tidak menambah angka peningkatan kasus Covid-19. 

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles