Penulis: Mulia Wilandra Harahap
Pernahkah kamu merasa sulit untuk mengerjakan sesuatu? Untuk sebuah hal kecil bahkan, katakanlah hal yang paling sederhana seperti kamu lapar tapi terlalu berat rasanya untuk memasak. Contoh ini di luar dari konteks untuk seseorang yang tidak pandai memasak, ya. Tetapi kamu sadar bahwa tubuhmu membutuhkan asupan dan mulutmu bahkan sudah sangat ingin merasakan setiap suapan yang masuk. Tetapi malas yang keterlaluan itu menjadi penghambat, istilah kekiniannya “mager” alias malas gerak. Sifat-sifat yang tidak baik seperti malas itu barangkali muncul karena faktor lain, untuk hal yang lebih mendalam yang mungkin tidak disadari, itu semua terjadi karena kita tidak ikhlas.
Ada apa dengan ikhlas? Ya, walaupun ini terkesan berlebihan dan jauh dari contoh di atas, tapi memang ada beberapa hal yang pada akhirnya menghambat kita untuk mengerjakan sesuatu karena pada setiap langkah yang kita mulai tidak dibarengi dengan keikhlasan. Contoh lapar di atas misalnya, kenapa harus ada rasa malas yang menghambat kamu untuk memasak dan segera makan? Padahal hak yang ada di tubuhmu haruslah dipenuhi. Barangkali itu terjadi karena tidak ada keikhlasan yang membersamai, ikhlas ini adalah pangkal dari keringanan dan kemudahan dalam mengerjakan segala sesuatu. Terdengar jahat sekali kalau kamu tidak ikhlas dalam merawat diri sendiri, bukan?
Semua diawali dengan kesadaran dan keikhlasan, ketika kita sadar bahwa makan adalah hal penting untuk menjaga stamina tubuh, dan ketika itu juga kita ikhlas untuk memberikan hak-hak yang ada pada tubuh kita maka hal sekecil memasak tidak akan pernah menjadi masalah. Dan ketika kita sudah selesai dengan hambatan-hambatan pada diri sendiri, kita akan jadi lebih mampu untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi di luar nantinya.
Ikhlas ini memang adalah sesuatu yang perlu untuk terus dilatih dan dibiasakan, tanda bahwa kita telah ikhlas dalam mengerjakan sesuatu adalah ketika tidak ada rasa diberatkan dalam mengerjakan sesuatu hal itu. Dalam dunia kerja juga, ikhlas dalam bekerja juga pada akhirnya akan menjadi nilai amal bagi kita. Ketika kita mengupayakan yang terbaik untuk pekerjaan kita, hanya semata-mata karena kita sadar bahwa kita ingin mengabdi bukan karena menuntut pandangan dan pujian dari orang lain, maka hal itu akan sangat terdengar sulit jika tidak ada rasa ikhlas di dalamnya.
Kunci dari keikhlasan adalah keyakinan bahwa apa yang terjadi dan kita jalani sekarang adalah pilihan yang terbaik, ketika keyakinan itu mengiringi jalan usaha kita maka kemudahan dan keringanan pun akan turut datang, hingga pada akhirnya mengantarkan kita pada satu titik yang membuat kita yakin dan benar-benar puas bahwa pencapaian kita hari ini adalah buah keikhlasan dan keyakinan yang selalu kita tanam dalam setiap proses kemarin.
Editor: Rindiani
