Peran Pemuda Kawal Demokrasi

- Advertisement - Pfrasa_F
Manajer Pemasaran. (Foto/Dok. Pribadi)
Penulis: Juwita Sima

Generasi muda merupakan individu yang sangat kritis dalam menganalisis regulasi dan sangat peka akan pemimpin yang tepat untuk kemajuan negara. Dalam hal ini, peran pemuda akan terlibat pada momentum penyelenggaraan pilkada yang tak lama lagi akan digelar. Di tengah pandemi Covid-19 yang tak sudah-sudah ini, pemuda dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik mungkin untuk bisa terlibat nyata dalam membangkitkan antusias pilkada. Namun, bukan berarti memanfaatkan dengan mengambil keuntungan atau apatis seperti pemilu sebelumnya.

Bung Karno pernah berkata “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Kalimat ini dapat dibuktikan dari berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908, lahirnya Sumpah Pemuda pada 1928, proklamasi kemerdekaan pada 1945, serta masa reformasi pergerakan mahasiswa pada 1998.

Pemuda terlibat dan berperan sangat penting dalam bergeraknya suatu bangsa. Namun, saat ini perlu kita ketahui bahwa sebagian besar pemuda Indonesia kurang peduli terhadap hal tersebut. Dan sebagian kecil dibungkam. Lantas, bagaimana peran pemuda dalam mengawal demokrasi di depan?

Menjadi sebuah tanda tanya besar bagi kita, jika pada nyatanya kaum milenial lebih mementingkan kesibukannya pada dunia maya ketimbang memikirkan nasib negara ke depannya. Semua serba sibuk mementingkan kehidupan pribadinya masing-masing. Namun, hal tersebut tentu tidak bisa membuat kita melupakan negeri yang mungkin sedang porak poranda, atau lari dari aturan yang sebenarnya.

Indonesia adalah Negara demokrasi. Kalimat ini sering kita dengar baik itu dari pemerintahan maupun rakyatnya. Pertanyaannya, sudahkah benar-benar menjadi negara demokrasi? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu ialah pengertian demokrasi itu sendiri.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Seperti pada asasnya demokrasi yaitu sesuatu yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Terjawab sudah, bagaimana sistem demokrasi yang berjalan di negara yang kita cintai ini. Kasus demi kasus terlewat, suara rakyat dibeli, mulut seolah terkunci, hati nurani tak lagi berfungsi, yang ingin memberantas sudah dipastikan berakhir dijeruji. Lantas sistem demokrasi bagaimana sebenarnya yang sedang kita anut.

Mengapa hal ini terjadi? Disebabkan antusias pemuda kurang pada pemilu atau pilkada sebelumnya. Sebagai seorang pemuda, diharapkan bisa menggerakkan bangsa ini maju ke depan salah satunya dengan memerhatikan pemilihan serentak serta benar-benar memilih seorang pemimpin yang arif bijaksana tanpa menerima suap.

Para pemuda masih memiliki jiwa idealis dan bisa mengawal keberlangsungan penyelenggaraan pilkada, dengan begitu diharapkan dapat berperan aktif demi mewujudkan pilkada yang sehat tanpa adanya keterlibatan pada politik uang serta politik yang menyimpang. Karena, pada dasarnya berpolitik juga melibatkan generasi muda untuk tetap menjaga titik warasnya demokrasi. Dengan demikian, suara rakyat murni tanpa manipulasi. Demokrasi tertata dan terlaksana dengan baik.

Sebagaimana harapan negara yang besar terhadap para pemuda negeri ini, Sherly Annavita seorang motivator muda yang bisa dikatakan memiliki antusias yang besar dalam menyadarkan para anak muda bangsa bahwa mereka sangat berperan penting saat ini. Beliau menuliskan puisi untuk para pemuda.

“Semangat selalu untuk kita semua yang berjiwa muda, yang menolak untuk berleha-leha walau waktu masih banyak yang tersisa, yang menolak untuk berputus asa walau sukses seolah semakin susah dirasa, yang menolak untuk menyerah walau yang lain suda berpasrah, yang menolak untuk kecewa walau satu demi satu teman seperjuangan rela meninggalkan kita, yang menolak untuk jatuh walau semua sudah mengeluh, karena kita semua adalah manusia-manusia berjiwa muda, yang tidak akan pernah berhenti melawan sampai kegagalan demi kegagalan lelah mendekati kita, yang tidak akan pernah berhenti berusaha sampai kebermanfaatan kita bisa dirasakan oleh sesama.”

Dalam hal ini kita dapat membuka mata, hati dan pikiran bahwa demokrasi harus dikawal oleh sekelompok pemuda, politik yang tidak sehat pun diberantas oleh pemuda, suara rakyat dilindungi oleh pemuda tanpa adanya tekanan dari luar dan dalam sehingga rakyat merasa aman. Jadilah pemuda yang bermanfaat untuk negeri.

- Advertisement -

Share article

Latest articles