Pentingnya Regulasi Diri

- Advertisement - Pfrasa_F
(Foto/Dok. Pribadi)

Penulis: Nur Azizah Hanifah

“Emosian banget sih jadi orang! Dikit-dikit emosi! Jangan bikin emosilah! Mungkin dia lagi emosi tuh makanya gitu.”

Nah, kata-kata di atas sangat sering kita dengar langsung dan mungkin bisa dijumpai di beberapa pesan teks. Regulasi diri berkaitan dengan emosi, maka mari bahas emosi terlebih dahulu. Emosi dalam kehidupan sehari-hari, sering diartikan sebagai sikap yang menunjukkan kondisi diri saat kurang bisa mengendalikan kemarahannya. Namun, benarkah selama ini emosi yang dimaksud seperti itu maknanya? Mari kita ketahui bersama.

Kata emosi ternyata berasal dari bahasa Prancis yaitu, ‘emotion’ dan bahasa Latin yaitu, ‘emovere’ yang artinya bergerak ataupun menggerakkan, yang dibubuhi oleh awalan kata ‘e’ yang artinya menjauh. Maka, kata emosi dapat diartikan sebagai sebuah gerakan menjauh yang memotivasi tingkah laku. Lebih tepatnya, emosi adalah reaksi yang timbul akibat perbuatan seseorang ataupun kejadian tertentu.

Jadi, emosi itu bukan hanya rasa marah saja. Segala hal yang kita rasakan merupakan bagian dari emosi seperti, bahagia, sedih, kecewa, marah, benci, takut, terkejut, jijik, dendam, dll. Setiap emosi memiliki tujuan dan maknanya masing-masing. Dari semua emosi ini, terkadang kita menyikapinya dengan tidak tepat. Sehingga, menghasilkan sikap yang kadang kita sesali. Lalu, bagaimana solusinya?

Solusinya adalah regulasi diri, apa itu maksudnya? Regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengontrol dirinya yaitu, menilai emosi yang datang dan memberikan respons yang tepat. Kaitannya erat dengan pengaturan emosi dan perilaku terhadap perubahan situasi apa pun yang mampu dilakukan seseorang secara mandiri. Contohnya, kemampuan diri untuk menenangkan dan menyemangati ketika kita sedang merasa kecewa, jatuh agar tidak berlebihan dan juga tidak semakin larut dalam hal itu.

Dilansir dari akun media sosial Instagram @intrvrt.me, di antara semua emosi itu, ada motivasi atau dorongan untuk kita berperilaku terhadap emosi yang datang. Pertama, motivasi untuk mendekati. Kita menganggap hal ini layak untuk diberikan perhatian lebih. Emosi yang muncul berupa ketertarikan, kenyamanan, cinta, dan kasih sayang. Maka, perilaku yang muncul dengan menyemangati, belajar, berelasi. Kedua, motivasi untuk menghindari. Beberapa hal yang kita anggap tidak layak untuk diberi perhatian lebih, maka perilaku kita terhadapnya ialah menolak, tak acuh, dan melupakan. Terakhir, motivasi untuk menyerang. Menganggap beberapa hal ini layak untuk dihancurkan. Emosi yang muncul berupa marah, benci, jijik, dan dendam. Maka, perilaku yang muncul juga berupa menuntut, mengancam, menghina, dan mencaci.

Kemampuan regulasi diri ini tentunya akan membuat manusia lebih terarah dalam bertindak. Tanpa kemampuan ini, manusia akan dikontrol oleh pikiran dan emosinya. Meskipun sudah ada dalam diri manusia, kemampuan ini sangat perlu untuk dilatih, agar efektif dalam pengapliksiannya. Berikut beberapa cara melatih regulasi diri:

  1. Kenali emosi kita

Mengenali dan memahami apa yang sedang kita rasakan, sensasi apa yang kita rasakan tentu akan membantu kita mengelola dan mengarahkan untuk memberikan respons terhadap emosi.

  1. Jadwalkan kegiatan dan tepati

Ketika hendak melakukan kegiatan, jadwalkan rentang waktunya. Untuk memfokuskan diri terhadap kegiatan dan menepatinya sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Misalnya, membuat tulisan pada pukul 07.00-09.30. Jadi, selama rentang waktu tersebut, hanya akan menulis dan tidak melakukan kegiatan lain.

  1. Lakukan penundaan

Penundaan tidak selalu berkesan buruk. Beberapa hal perlu dilakukan agar mengarah ke perilaku yang lebih baik. Misalnya,ingin bersantai sementara masih banyak tugas membuat makalah, laporan, maka tundalah.

  1. Latih memaknai keadaan

Melatih diri untuk melihat makna lain dari sebuah keadaan akan membantu mengontrol emosi yang datang. Misalnya, ketika mengalami peristiwa yang tidak diinginkan, cobalah untuk mencari hikmahnya, apa pembelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut.

Sebagai sesama manusia, sama-sama paham bahwa semua emosi di atas tentu bisa datang kapan saja. Untuk itu, mulai latih kemampuan regulasi diri untuk bisa mengontrol emosi. Terima setiap emosi yang datang, kemudian cari tahu dahulu apa makna dari emosinya. Lalu beri respons berupa perilaku yang tepat.

- Advertisement -

Share article

Latest articles