Pengamat: Rupiah Makin Anjlok Akibat Covid-19

- Advertisement - Pfrasa_F
Foto: Dok. Pribadi

Medan, Dinamika Online – Terhitung pada pukul 03.24 WIB, Kamis (19/3) rupiah tembus hingga Rp16.004,50 per US$ 1. Pengamat ekonomi UIN SU, Sunarji Harahap, M.M menilai, melihat anjloknya rupiah tersebut karena efek dari Covid-19 di Indonesia. Anjloknya rupiah juga menunjukkan sejarah kelam krisis moneter 1998 kini terulang dan bahkan lebih parah.

“Ini menunjukkan Indonesia mengalami keterpurukan drastis ekonomi paling merosot. Tiga bulan sebelumnya pertumbuhan ekomomi menunjukkan grafik dari 3-4 % saja. Perang ekonomi dan perang wabah corona ini menjadikan PR Indonesia yang harus diselesaikan,” jelas Sunarji. Ia menambahkan, pandemi global corona di Indonesia membuat Indonesia terus tidak mampu berbuat banyak dalam memperbaiki ekonomi saat ini.

Sunarji menyarankan agar pemerintah  Indonesia harus dapat menormalisasi keadaan ekonomi Indonesia saat ini. “Ini juga dampak strategi dari Amerika Serikat yang mencabut Indonesia sebagai negara berkembang menjadi negara maju, sehingga Indonesia semakin terpuruk. Jadi, keadaan ekonomi harus segera dinormalisasi dengan mengambil kebijakan-kebijakan strategis,” jelas dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam tersebut.

Baca juga: RS GL Tobing PTPN II Jadi Posko Penanganan Covid-19

Fani Al Vionita Rangkuti mahasiswi Prodi Perbankan Syariah berpendapat, setelah merebaknya Covid-19 ini nilai rupiah akan berubah-ubah. “Beberapa kali dicek nilainya berubah-ubah dari Rp15.000 sampai Rp16.000 dan melihat wabah corona ini maka berpotensi besar akan berubah lagi. Yang paling utama itu pemerintah harus siap memenuhi ketersediaan pangan termasuk fasilitas kesehatan serta antisipasi agar rakyat mengerti dan tidak panik menghadapi situasi saat ini,” katanya.

Selain situasi saat ini, Sunarji juga menjelaskan anjloknya ruupiah juga terjadi karena kurangnya produktivitas negara, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap investasi, dan kurangnya pemerintah menggenjot perekonomian Indonesia dari sisi utang luar negeri. Selain itu yang harus lebih diperhatikan, pemerintah harus hati-hati membuat kebijakan, misalnya memberlakukan lockdown, banyak sekali efek yang terjadi termasuk keadaan ekonomi saat ini.

Reporter : Iin Prasetyo

Editor : Rindiani

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles