Mendikbud  Ingin Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Pengantar di Asia Tenggara

- Advertisement - Pfrasa_F
Mendikbud Nadiem Makarim. (foto/ANTARA/Rivan Awal Lingga)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menginginkan bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar di Asia Tenggara dan dimengerti oleh berbagai negara di dunia seperti yang disampaikannya dalam rapat pada Kamis (20/2) yang dipublikasikan di Youtube Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/2).

Besar harapan Nadiem, canangannya bisa terealisasi dengan adanya tindakan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. “Satu hal yang diharapkan ke depannya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bisa menjadikan Bahasa Indonesia salah satu bahasa yang menjadi Lingua Franca (bahasa pengantar) Asia Tenggara,” Kata Nadiem dalam rapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Baca juga: Mendikbud Luncurkan Kebijakan Baru, Apa Komentar Mahasiswa UIN SU?

Nadiem juga menuturkan, menjadikan Indonesia negara yang lebih penting di panggung dunia, bukan hanya melalui pemimpin dari sisi ekonomi saja, tapi juga dari sisi budaya dan bahasa.

Terkait canangan tersebut, pro dan kontra oleh mahasiswa turut disampaikan lewat wawancara yang dilakukan. Putri Balqis mahasiswa UIN SU pro atas kebijakan ini sebab, ia merasa bahasa Indonesia pantas dijadikan sebagai bahasa pengantar.  “Sekarang bahasa Indonesia berkembang di negara-negara lain bahkan di luar Asia seperti Australia. Hal ini bisa menjadikan bahasa Indonesia bahasa Internasional yang kedua, dimana itu merupakan pencapaian yang luar biasa,” ucap mahasiswi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam semester VI itu.

Baca juga: Sensus Penduduk 2020, Mahasiswa Harus Jadi Agen Sosialisasi

Berbeda dengan Putri Balqis,  salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial UIN SU menanggapi bahwasanya, bahasa Indonesia kurang mendukung jika dijadikan sebagai bahasa pengantar. “Menurut saya menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di Asia tenggara kurang mendukung, sebab bahasa Indonesia hampir sama dengan bahasa Melayu yang sudah banyak digunakan di negara di Asia tenggara,” ujar Ade Nafa Aulia.

“Saya juga lebih mendukung jika bahasa Indonesia biarlah tetap menjadi bahasa di negara Indonesia sebagaimana bahasa yang menjadi ciri khas suatu negara atau bahasa ibu pertiwi,” tutupnya.

Reporter : Ninda Azzahratunnisa dan Devi Junita Sari

Editor      : Ayu Wulandari Hasibuan

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles