Medan Menangis dalam Dzikir

- Advertisement - Pfrasa_F

IMG_0113

Kegiatan observasi untuk mengikuti dzikir akbar membuat mahasiswa PBI semester IV tercenggang. Meski begitu observasi yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan mata kuliah translation ini tetap saja dijalankan oleh mahasiswa PBI. Alasan sederhana terkuak dari Sartika yang merupakan mahasiswi PBI 1. “Iya kami dikasih tugas dari dosen mata kuliah Translation, Mam Farida, memang enggak berkaitan secara langsung antara dzikir ini dengan mata kuliah kami. Tapi kata dosennya, translation itu kan duniawi sedangkan dzikir akbar ini kan untuk akhirat. Jadi kami tidak hanya memperhatikan masalah duniawi saja tapi akhirat juga. Makanya kami ikut dzikir akbar ini,” paparnya.

Pagi itu pakaian serba putih memadati Lapangan Merdeka yang cukup luas. Tidak hanya itu, kegiatan lainnya juga terlihat di sana. Baik itu orang yang berjualan, jogging, berkumpul dengan keluarga, dan latihan paskibra dapat kita temui di sana. Namun tetap saja yang mendominasi lapangan itu adalah mereka yang berpakain serba putih. Para petinggi dan aparat keamanan negara juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kegiatan yang bertema “Sumut Berdzikir” ini menghadirkan Ust. M. Arifin Ilham ditengah-tengah warga Medan. Masyarakat pun menyambut baik kegiatan ini. Sebagaimana yang terlontar dari Rahma “Kegiatan ini cukup bagus. Biasanya anak muda seperti kita selalu beranggapan kalau dzikir bersama didominasi oleh orang tua. Namun di sini anak muda juga ikut serta. Ini penting, karena melihat banyaknya aktifitas yang dijalani anak muda yang kurang mengarahkan ke kehidupan akhirat,” ujarnya.

Tidak hanya sekedar berdzikir, panitia juga mengadakan santunan anak yatim, yang mengundang 1.000 anak yatim dari kota Medan. Di mana pembagian santunan dibagikan langsung kepada masing-masing anak yatim oleh panitia.

Kegiatan dzikir yang hanya beralaskan koran dan spanduk bekas, tidak menggoyahkan kepedulian dan semangat jemaah. Hal ini dibuktikan dengan penantian setia mereka terhadap kedatangan sang ustadz. Ditengah teriknya mentari mereka masih saja khsuyuk untuk mendengarkan ceramah yang dipaparkan Ust. Ilham sebelum dilanjutkan dengan dzikir bersama.

“Hidup di dunia yang singkat ini semua bermanfaat. Bilamana semua aktifitas yang dilakukan semata mencari Ridho Allah.” Itulah bunyi dari isi ceramah yang disampaikan ustadz. Ustadz tersebut juga memaparkan “Bagi kaum Adam, Shalat subuh berjama’ah lah di Masjid dan berdzikirlah hingga terbit matahari.”

Isak tangis mulai menyelimuti suasana siang itu. Ketika lantunan dzikir mulai dilafaskan. Meratapi kesalahan yang dibuat selama di dunia ini adalah latar belakang yang menjadikan semua orang mengeluarkan air mata. Diakhir dzikir, ustad Arifin memimpin do’a untuk keberkahan Sumatera Utara. Dan menutupnya dengan Al- Fatihah.

Reporter         : Ika Lubis, Mila Ardika Sitanggang dan Armasita

Fotografer      : Armasita

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles