Addin Edisi 276: Seandainya Ini Ramadan Terakhirku

- Advertisement - Pfrasa_F
Ilustrasi: Mustika Khairunnisa

Oleh: Siti Wahyuni Panjaitan

Ramadan adalah bulan yang selalu dinanti oleh siapapun yang memiliki rasa cinta pada Tuhannya, kini ia kembali menemani kita, tapi setelah berapa hari berlalu, apa yang sudah kita tabungkan? Amalan apa yang sudah kita perbuat? Aoa dosa kita yang kian bertambah? Apa ia hanya sekadara datang lalu pergi tanpa ada makna yang terukir dalam hati, atau kita yang masih sibuk dengan tuntutan dunia yang kian dikejar tapi tak pernah membawa pada keberkahan sejati. Atau kamu yang masih duduk termenung dan terdiam tanpa jeda, membiarkan tamu Allah pergi begitu saja. Tidak ingin kau meraih derajat takwa itu? Allah telah berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 183, yaitu:

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Bagaimana tarawihmu, puasamu, bacaan Alquranmu, duhamu, dan sedekahmu? Sudahkah cukup untuk mengimbangi dosa-dosamu di waktu itu. Atau hanya ponsel intar itu yang selalu kau bawa dan lengket di tanganmu. Sudah berapa hari Ramadan ini berlalu dan sebentar lagi ia akan pergi. Tidakkah kau sadari, sebelas bulan bukan perihal yang cukup cepat, tapi sangat lama kita menunggu kedatangannya. Pahamilah bahwa yang berlalu tidak akan kembali lagi.

Bagaimana jika seanfainya ini Ramadan terakhirmu? Sudah siapkah kamu berada di alam kegelapan yang hanya ada kamu di sana. Tidak ada yang menemani, ayah, ibu atau siapapun tak bisa membantumu. Seberapa angkuhkah dirimu yang merasa umurmu masih panjang di dunia ini. Bukankah kematian itu akan datang, di mana pun kamu berada dia akan segera datang melamarmu. Fatamorgana dunia membuatmu lupa akan tuntutan Rabbmu. Bukankah Dia sudah terlalu baik padamu. Ketika dulu banyak maksiat yang telah kau lakukan, Dia sediakan bulan yang menyediakan lading pahala. Yang kebaikan-kebaikannya selalyu dilipatgandakan lebih besar dibandingkan hari-hari lainnya.

Wahai saudaraku, malulah kita dengan dosa yang terus bertumpuk tiada henti, jagalah hati dari kemaksiatan, jaga seluruh tubuh ini dari kemaksiatan. Kembali pada Allah, jemputlah hidayah itu. Taatlah pada Allah, bukankah kita diciptakan hanya untuk mengabdi pada Allah?

Tidak irikah kita pada mereka yang selalu bercucuran air mata setiap detik karena meminta ampun atas dosa-dosanya, mereka yang tak pernah tinggal ibadah wajib dan sunahnya. Yang setiap hari ada Alquran di genggamannya, yang setiap detik selalu ada nama Allah di hai dan lisannya. Yang tak tertipu dengan gemerlap dunia dengan kesenangan yang menipu dan sementara. Kita hidup bukan hanya untuk hari ini, ada kehidupan kekal di sana. Sudah ke mana diri kita selama ini, 24 jam waktu tersedia untuk kita setiap harinya. Apa yang sudah dilakukan?

Merenunglah, karena banyak hal yang perlu kau sadari. Jangan sampai detik perputaran jam terhenti dan berakhir menghentikan denyut juantung ini. Timbullah rasa bahwa ini Ramadan terakhirmu. Perbanyaklah amalan dan kurangi dosamu. Semangatlah dalam beribadah, isi kesempatan yang tersisa dengan amalan yang terbaik, tapi jihad juang di jalannya tetap harus ada. Tidak usah merasa lelah, karena ketenangan ada di sana bukan di sini. Raihlah derajat takwa itu, jadilah hamba kecintaan Allah.

Jangan terus menunggu dan menunda, karena yang pergi tidak akan datang kembali seperti awal lagi. Kita diberikan kesempatan tidak akan terulang beberapa kali, mungkin hanya sekali dua kali atau tidak akan pernah terulang sama sekali. Haus dahaga yang kau rasakan di siang hari, biarlah terasa sakit, tapi ada nikmat yang terkandung di dalamnya, yaitu nikmat rasa cinta, taat dan pengorbanan yang kau perjuangkan untuk Rabbmu. Ikhlas hatimu akan menghadirkan cinta dari Sang Ilahi. Biarlah lelahmu, dan berbagai penat dunia seta terik matahari yang menguji ketaatanmu dan dinginnya dini hari yang membuatmu harus berjuang untuk sahur.

Dan kau, yang juga berjuang di Ramadan tanpa mereka yang kau sayang, masih tetap semangat kan? Iya kamu yang sedang berusaha bangun sendiri, memasak sendiri, berbuka senfiri fan kalau sakit pun harus cari obat sendiri. Setiap orang punya ceritanya masing-masing bukan, kau dan siapapun di sana ada nikmat sakit dan berkah yang ia dapatkan. Untuk itu, tak ada kata malas-malasan, sedih-sedihan, galau-galauan dan berbagai konflik hatimu yang harus membuat Ramadan ini pergi tanpa makna yang terasa dalam jiwamu. Ingatlah akan kehadiran Allah yang masih tetap menguatkanmu, di manapun dan kapanpun itu.

Marilah bergembira dengan keramahan bulan ini, berkah, maghfirah, dan kemuliaan yang ada di dalamnya. Jika bisa, mulai bersainglah dengan mereka yang keistikamahan ibadahnya seteguh Gunung Uhud. Yang semakin banyak cobaan datang, tapi semakin kuat dan tidak goyah keimanannya. Di bulan inilah sebaik-baiknya lading, yaitu lading yang memberikan banyak kebaikan dan berjuta pesona pahala yang tidak akan kau temukan di bulan lainnya. Kau yang masih tersiam, bangkitlah lakukan kebaikan, kau yang masih terjebak dengan tuntutan dunia, keluar dan bergegaslah ke rumah Allah, percayalah kau akan temukan ketenangan. Kau yang masih terpaku dengan gemerlapnya dunia, tutup matamu dan berpalinglah, kembalilah kepangkuan Ilahi, berwudu dan sujudlah dengan penuh rasa penyesalan.

Dan selalu ingat, bagaimana jika ini Ramadan terakhirku? Maka semangatmu tidak akan pernah pudar meski semakin sedikit saf di barisan salat tarawih itu. Jadilah orang yang akan bertahan, meski semakin berlalunya Ramadan semakin banyak yang berguguran di barisan saf tarawih itu. Bukan kue hari raya yang harus kau perbanyak di akhir Ramadan, bukan pula baju baru yang harus kau koleksi, bukan rumah dengan cat baru yang kau banggakan, tapi menabung amal terbaik yang harus kau persiapkan. Janganlah kehidupan dunia membuatmu lalai dengan akhiratmu. Dunia hanya tempat persinggahan sejenak, untuk wadahmu menabung amal di akhirat nanti.

Penulis adalah mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, semester II

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles