Addin 311: Hikmah, Hadiah Terindah Dari Yang Maha Indah

- Advertisement - Pfrasa_F
Ilustrator: Syifa Zanjabila

“Hikmah adalah aset orang mukmin yang tercecer. Di mana pun ia menemukannya maka ialah yang paling berhak memilikinya.” (Hikmah)

Dalam hidup sering kali kita bertemu dengan apa-apa yang tidak ingin kita temui. Setelah jauh berjalan kita malah menemui jalan buntu. Susah payah membangun, kita justru dijatuhkan, menanam rasa percaya justru mendapat pengkhianatan, memberi kasih justru dibalas luka, telah mencoba namun menemui kegagalan. Hidup kita menjadi menggelitik, hati kita seperti sengaja dibolak-balik.

Jika hati kita lemah, kita menjadi mudah menyerah. Mulai memupuk prasangka yang bukan-bukan kepada Allah. Merasa dijauhkan dari keadilan, berpikir bahwa tidak pernah mendengarkan doa-doa yang kita layangkan. Lantas melintas pertanyaan-pertanyaan.

Dimanakah letak keadilan?

Mengapa Tuhan menciptakan kegagalan?

Mengapa ada derita bila bahagia tercipta?

Mengapa ada sang hitam bila putih menyenangkan?

Pertanyaan-pertanyaan ini muncul sebab kita tidak pernah mengetahui bahwa ada rahasia dibalik peristiwa. Sebab kita tidak tahu bahwa Allah telah menyediakan hadiah berupa hikmah atas setiap kejadian yang berlaku dalam kehidupan kita. Ketika berjalan dan menemui jalan buntu, Allah bukan bermaksud menyesatkan.

Melainkan ia ingin kita mencari jalan lain yang lebih baik. Ketika kita susah payah membangun sesuatu namun kemudian dijatuhkan, Allah bukan berlaku tidak adil. Melainkan hanya ingin kita belajar tentang makna bangkit. Ketika dikhianati, Allah mendidik kita tentang makna ikhlas. Ketika disakiti, Allah ingin kita menjadi pribadi yang sabar. Ketika mendapati kegagalan, Allah ingin mempertemukan kita dengan sesuatu yang lebih baik.

Inilah yang disebut hikmah. Bahwa pada setiap peristiwa yang kita alami, ia membawa alasan-alasan. Dan sejatinya, alasan-alasan itu selalu merupakan hal yang baik bagi kita. Kita bisa menemui hikmah dari apa dan di mana saja. Kita bisa belajar dari bayi, dari anak-anak atau keponakan kita.

Seorang bayi bisa berjalan karena mau belajar dan tidak menyerah apalagi malas. Bukankah seorang bayi harus terjatuh berkali-kali terlebih dahulu baru kemudian ia bisa berjalan? Seseorang anak belajar sepeda lalu jatuh pun tidak putus asa. Belajar lagi, jatuh lagi hingga akhirnya ia bisa. Begitulah sesungguhnya kita belajar, menarik hikmah dan tak pernah menyerah.

Dalam kitab Mu’jam Taj Al-Arus disebutkan bahwa hikmah adalah mengetahui hakikat segala sesuatu apa adanya, dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya. Demikianlah hakikat hikmah. Semakin banyak  kita memahami makna dari suatu hal, maka akan banyak kita mendapatkan ibrah (pelajaran) darinya.

Hal inilah yang mampu meluaskan pemikiran kita yang sempit, merubah hati yang luka menjadi rida, menjadikan kegagalan sebagai peluang bangkit, dan menempatkan kesalahan menjadi pelajaran. Maka sungguh beruntung jika kita mampu memetik hikmah dari setiap peristiwa tanpa berputus asa. Akan ada banyak sekali kedamaian yang kita peroleh  jika kita mau melihat masalah dari sudut pandang hikmah. Sebab Allah telah menegaskan “Barang siapa mendapatkan hikmah, maka sungguh dia akan memperoleh kebaikan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah : 269)

1. Helen Keller, doktor yang buta tuli dan bisu

Dahulu ada seorang wanita bernama Helen Keller, dia tumbuh dewasa dalam kondisi bisu, buta, dan tuli. Kemudian ada seseorang yang mengajari secara terus menerus dengan mengandalkan perabaan dan menempelkan di mulutnya. akhirnya dia menjadi seorang doktor dan sering memberikan ceramah keliling di berbagai tempat di dunia. Bagaimana dengan kita yang memiliki indra lengkap? Mengapa kita tidak bersyukur dan menggunakannya untuk melejitkan potensi?

2. Columbus dan kegagalannya

Suatu hari ada seorang pelaut yang ingin pergi ke benua Asia. Ia sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk ekspedisi itu. Maka ia berangkat dengan penuh keyakinan. Namun entah apa yang terjadi, ia tidak berhasil menemukan jalan menuju benua tersebut. Ia tersesat ke sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Namun ia tidak berputus asa. Ia merubah kegagalannya dengan memanfaatkannya menjadi peluang. Maka sekarang kita bisa melihat kegagalan Columbus berubah menjadi benua Amerika.

Demikianlah sepercik kisah orang-orang hebat yang berhasil meraih hadiah terbaik berupa hikmah dibalik peristiwa yang dialaminya. Tentu masih ada banyak lagi orang-orang di muka bumi ini yang mampu meraih hikmah dan pantang menyerah dalam menghadapi setiap peristiwa maupun kegagalan yang datang.

Cukuplah kisah-kisah tersebut menyadarkan kita bahwa selalu ada hal baik jika kita mampu melihat hal baik dalam setiap peristiwa. Pantang menyerah dan tidak berputus asa serta selalu yakin bahwa Allah senantiasa menetapkan semua hal baik bagi kita merupakan obat atas segala kesakitan, kecemasan, dan kegelisahan yang sering kali timbul dalam hati  kita.

Mari menjadi seseorang yang beruntung mendapatkan hadiah terindah berupa hikmah atas semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Sebab orang-orang besar mampu menjadi besar sebab ia senantiasa membesarkan ridanya kepada ketentuan Allah.

Apa jadinya jika Thomas Alva Edison menyerah setelah berkali-kali menemui kegagalan?

Apa jadinya jika Beethoven berpasrah pada keadaannya?

Apa jadinya jika Bunda Siti Hajar berputus asa di tengah gurun sahara?

Apa jadinya jika Nabi Muhammad menyerah dalam mengemban tugasnya?

Maka mari bangkit, raih hadiah terindah berupa hikmah dari yang Maha Indah.

Biodata Penulis

  • Nama : Rissa Niantha
  • Status : Mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga Islam, FSH, Semester VI.
  • No. Hp : 0831-9824-6291(WhatsApp)
  • Instagram : @niantharissa
- Advertisement -

Share article

Latest articles