Suka Duka Pelakon Hiburan di PRSU

- Advertisement - Pfrasa_F
Foto : Silvia Marissa

Suasana gembira sangat terasa di Pekan Raya Sumatera Utara yang dilalui oleh semua orang yang hadir untuk sekedar melepas penat dan lelahnya sambil menikmati keunikan ragam budaya, hiburan dan perlombaan yang membangkitkan semangat warga Sumatera Utara untuk berkecimpung pada kegiatan ini selama satu bulan.

Kegiatan yang meriah dan ditunggu-tunggu warga Sumatera Utara ini tentunya tidak mengecewakan penduduk Sumatera Utara, karena banyak perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pihak PRSU yang terlihat kasat mata seperti tambahan paviliun untuk Nias Barat yang sebelumnya tidak ada, walaupun untuk saat ini pembentukannya masih dalam proses tapi setidaknya itu merupakan kemajuan bagi PRSU.

Ditambah lagi untuk PRSU tahun ini dimeriahkan oleh Techno Art Community, sebuah komunitas yang sengaja diundang dari Jakarta untuk menghibur para tamu yang ada di PRSU. Komunitas ini baru berkecimpung memeriahkan PRSU di tahun ini. Dengan beranggotakan 12 orang mereka mampu menghipnotis para tamu yang hadir untuk sekedar diminta berfoto ria.

Berbagai lakon pun dilakukan Techno Art Community, bukan sekedar menjadi badut melainkan sampai menjadi humanoit, robot, serta lakon horor. Semua dilakukan semata-mata karena loyalitas kerja komunitas yang tujuannya untuk menghibur para tamu agar tidak bosan dan tidak beranjak dari PRSU. “senang aja bisa menghibur banyak orang, selain bekerja juga beribadah dalam membuat orang senang,” tutur salah seorang lakon humanoit.

Konsep kerja komunitas ini sangat baik. Dengan sistem rolling lakon setiap bekerja bertujuan agar semua anggota komunitas saling merasakan senang dan lelahnya yang dirasakan saat melakukan satu lakon ke lakon yang lain. Selain itu juga bentuk menambah semangat karena seorang anggota tidak hanya akan merasakan satu lakon saja selama mereka berkecimpung memeriahkan PRSU.

Menunjang totalitas berlakon, para anggota komunitas tidak tanggung-tanggung melakukannya. Segala bentuk usaha dan pengorbanan dilakukan hanya untuk menghibur tamu PRSU. Mulai dari penggunaan kostum hingga segala bentuk mimik wajah disulap habis-habisan sesuai peran yang dilakonkan. Tidak heran jika saat berada di PRSU para tamu akan merasa terhibur karena lakon para komunitas ini unik-unik seperti misalnya lakon pocong kuning yang menggunakan kawat gigi.

Sudah menjadi hukum alam, dalam bekerja tidaklah semua hal berjalan lancar dan menyenangkan. Tentu saja  hal yang sama juga dirasakan oleh Techno Art Comunity saat berlakon. Bukan sekedar niat baik untuk menghibur, bukan sekejap pengorbanan yang telah dilakukan, namun tetap saja ada duka yang dialami saat berlakon.

Miris memang hidup saat bicara kedukaan, namun itulah yang kian dirasakan mereka. Walau dengan rendah hati tidak menetapkan tarif saat menghibur tamu-tamu, bahkan selalu melayani setiap tamu yang sibuk berebut foto namun tetap saja banyak khalayak yang belum mampu mengapresiasi niat baik mereka minimal dengan memberikan uang saku sukarela.

“Pernah kami alami, saat kami udah sabar layani satu kelas mahasiswa yang minta berfoto, eh ternyata satupun diantara mereka tidak ada yang memberikan apresiasinya untuk kami. Sedih memang, tapi mau bagaimana kami juga tidak bisa memaksa hak orang lain,” keluh mas Joko pelakon pocong pada komunitas itu.

Tidak hanya itu, bahkan anggota dari komunitas ini juga sering merasa jenuh dan lelah, karena selain merasa penat pada lakon yang dilakukan, juga sering merasa ingin segera menyelesaikan lakon karena mereka telah mendapat tawaran lain di Jakarta.

Sudah wajar hal ini mereka rasakan, apapun pekerjaan yang kita lakukan sudah pasti ada tantangan dan suka dukanya. Itulah yang saat ini dirasakan oleh para anggota komunitas ini. Namun bukan berarti hal-hal seperti itu menjadikan para anggota komunitas menjadi putus asa, tapi mereka tetap semangat karena pada dasarnya niat mereka adalah untuk menghibur para tamu yang hadir berkecimpung pada kegiatan di PRSU.

“Sedih pasti ada, jenuh dan malas juga ada, rasanya ingin segera mengakhiri semuanya, tapi kami tidak putus asa. Kan niat kami pada awalnya adalah menghibur dan melayani setiap tamu yang ada di PRSU ini, seperti halnya menerima semua warga yang ingin berfoto walau hanya sekedar menyenangkan dirinya,” tutup mas Joko.

Reporter : Siska Ramayani Damanik dan Anisa Rizwani

Editor      : Nanda Septian

 

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles