Waspadalah Terhadap Dua Kata Ini!

- Advertisement - Pfrasa_F
Pinterest.com
Pinterest.com

Kalimat ataupun kata-kata yang keluar dari ucapan seseorang dapat memiliki dua makna. Kemungkinan yang pertama, kalimat tersebut bermakna menyadarkan sesuatu dan dapat membangkitkan semangat orang lain. Sementara kemungkinan yang kedua kalimat itu bermakna sebaliknya, dapat menghilangkan semangat ataupun kepercayaan diri orang lain.

Tanpa disadari, kalimat yang kita ucapkan dapat melemahkan keyakinan dan semangat juang seseorang, yakni kalimat “tidak mungkin” dan “tidak bisa”. Kalimat ini memang sederhana ketika diucapkan, tetapi bisa berakibat besar manakala dapat menyadarinya. Kedua kata tersebut ibarat duri dalam langkah dan harus menjauh sejauh-jauhnya.

Apalagi ketika dihadapkan dengan sebuah peluang kesempatan yang  datang, jangan sekali-kali berkata “tidak mungkin” dan “tidak bisa” selama belum mencobanya. Misalnya pada saat ingin melamar pekerjaan kemudian melihat saingan yang mendaftar begitu banyak berasal dari universitas negeri ternama dengan IPK yang tinggi, sementara kita hanya dari universitas yang akreditasnya di bawah rata-rata dan memperoleh IPK yang pas-pasan. Setelah melihat kondisi tersebut rasa pesimis langsung menghantui dan bergumam dalam hati bahwa “Tidak mungkin saya diterima karena saingan terlalu berat” atau mengeluh dengan berkata “Ah, saya tidak bisa bersaing dengan mereka”. Ingat, peluang yang kita miliki sama dengan mereka jika masih terus ingin mencoba dan berusaha.

Sedikit-sedikit selalu bilang “tidak mungkin”, jika merasa terancam berkata “tidak bisa”. Dua kata ini tanpa disadari telah membatasi ruang gerak kita, sehingga membuatnya tidak bisa banyak berbuat. Jikalau pun tercapai, sudah pasti apa yang diraih akan terasa pas-pasan sehingga kita sendiri pun tidak merasa puas dengan apa yang didapat.

Perasaan pesimis terhadap kemungkinan dan ketidakmampuan mendatangkan sikap menyerah di hati seseorang. Hal itu kemudian merambat dan menyebabkan kemalasan untuk berpikir dan bertindak secara efektif serta produktif. Alhasil, apa yang diinginkan bukannya mendekat malah semakin menjauh bahkan tak pernah menghampiri. Perasaan tersebut lahir dari kata-kata yang sering disebutkan oleh setiap insan dan kemudian akan berpengaruh besar untuk proses melangkah kedepannya. Maka dua kata tersebut harus dieliminasi dari kamus kehidupan.

Ada solusi untuk mengatasi sikap pesimis tersebut, yakni dengan dua cara; Pertama, buang jauh-jauh kata “tidak mungkin” dan “tidak bisa”. Jangan sering mengeluh karena setiap orang sama-sama memiliki potensi untuk menjadi pemenang. Hanya saja, apakah kita mau dan mampu menggunakan potensi tersebut dengan tepat dan bijak?

Kedua, ubah belenggu ketidakmungkinan dengan kemungkinan. Ubah rasa pesimis dengan sikap optimis. Biasakan mengucapkan “aku bisa”. Ingat, orang pesimis melihat kemungkinan menjadi ketidakmungkinan saat menghadapi persoalan, sedangkan orang yang optimis melihat kesulitan sebagai hal yang lumrah.

Percayalah pada kemampuan diri sendiri karena di dalam jiwa setiap insan memiliki potensi untuk menggapai apa yang diinginkan. Dan yakinilah apapun yang terjadi semata-mata semua adalah kehendak Allah, bukan semata dari makhluknya. Adapun hasilnya nanti, maka tetaplah bertawakal karena usaha tidak pernah mengkhianati proses..

Mulai hari ini mari ubah kebiasaan mengatakan “tidak mungkin” dan “tidak bisa” dengan kalimat yang lebih optimis dan menggugah semangat untuk berjuang. Katakanlah “Insha Allah aku bisa” atau “aku adalah pemenang”. Bagaimana, setuju untuk memulainya?

Penulis : Sugi Hartini

Editor   : Nurtyandriani S

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles