Penulis: Khairul Azmi
Kehidupan organisasi di kampus nyatanya memiliki begitu banyak pandangan. Terkadang, pandangan orang lain tidak seperti yang sebenarnya, karena kebanyakan yang ikut organisasi itu tidak aktif kuliah. Ada yang memandang bahwa dengan mengikuti kegiatan organisasi hanya akan menghambat nilai akademik. Namun, tidak sedikit juga yang menganggap bahwa dengan bergabung dalam organisasi kampus akan memberikan banyak sekali manfaat, salah satunya dengan menjadi mahasiswa yang eksis seantero kampus. Tidak itu saja, relasi maupun kenalan semakin banyak di dalam maupun di luar kampus, percaya diri semakin tinggi, bahkan di organisasi memeroleh proses belajar kepemimpinan.
Mahasiswa adalah suatu proses pendidikan yang diinginkan banyak orang. Terdapat wawasan yang begitu luas di dalamnya. Menjadi mahasiswa suatu hal yang tidak mudah maka, untuk memantaskan diri, harus terjun ke dunia organisasi. Mahasiswa dan organisasi merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Ada beberapa pilihan menjadi mahasiwa, seperti kuliah-pulang-kuliah–pulang (mahasiswa kupu-kupu) dan kuliah-rapat-kuliah-rapat (mahasiswa kura-kura), itulah sebutan bagi para mahasiswa yang aktif di beberapa kegiatan kampus. Bahkan, tidak jarang mereka rela pulang malam dari kampus setiap harinya demi menghadiri rapat ini dan itu.
Ada tiga tipe mahasiswa diantaranya, aktif kuliah tapi tidak aktif organisasi, aktif organisasi tapi tidak aktif kuliah, dan aktif keduanya. Bukan hal yang mudah untuk dilakukan keduanya. Bagi orang yang aktif  keduanya sangat dibutuhkan kerja keras, bisa mengatur waktu, dan harus mampu memecahkan masalah. Tidak hanya masalah ringan tetapi, seberat apapun masalah harus dituntaskan secara menyeluruh.
Sebagai seorang mahasiswa, berprestasi di bidang akademik sudah menjadi sebuah kewajiban. Apalagi orang tua yang tahunya anaknya kuliah saja, tidak mementingkan pengembangan minat dan bakat. Menurutnya kuliah saja suatu hal yang penting, padahal organisasi bisa membuka cakrawala mahasiswa. Memang, tugas kita sebagai mahasiswa adalah belajar. Tapi, apa iya cukup dengan belajar saja? Selain datang ke kampus untuk menimba ilmu, alangkah baiknya kalau seorang mahasiswa juga menyeimbangkan kehidupannya sebagai mahasiswa dengan mengikuti berbagai kegiatan di bidang nonakademik, salah satunya dengan aktif di beberapa organisasi kampus, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), himpunan mahasiswa jurusan/program studi, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau bergabung dalam kepanitiaan sebuah acara di kampus.
Pengembangan diri untuk mahasiswa, apalagi yang dikenal sebagai generasi agent of change artinya, orang-orang atau kelompok tertentu yang memiliki kemampuan untuk memperdayakan masyarakat menuju perubahan tatanan sosial baru dan berkelanjutan. Bergabung dalam organisasi kampus atau kepanitiaan acara kampus ternyata memberikan manfaat yang banyak sekali. Berikut ini beberapa bukti kalau bergabung dalam organisasi kampus atau kepanitiaan acara kampus itu bukan semata-mata jadi mahasiswa eksis, tapi juga ada manfaatnya.
- Melatih leadership–skill.
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi atau bergabung dalam kepanitiaan sebuah acara kampus umumnya akan lebih banyak terlatih dalam mengutarakan pendapatnya di depan orang lain, lebih memiliki inisiatif, serta dapat mengarahkan dan menggerakkan teman-teman mahasiswa lainnya sesama anggota organisasi/kepanitiaan. Terpenting lagi, organisasi banyak mengajarkan kedisiplinan maupun menghargai pendapat orang lain.
- Menyalurkan hobi dan minat.
Organisasi-organisasi kampus merupakan wadah yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswanya untuk menyalurkan hobi dan minat terpendam. Salah satunya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus yang menawarkan berbagai bidang, seperti olahraga, kesenian, ilmiah, dan lain-lain. Organisasi salah satu tempat pengembangan jati diri mahasiswa sehingga, memiliki kemampuan dalam berbagai bidang.
- Memperluas jangkauan networking
Bergabung dalam organisasi kampus atau menjadi panitia dalam sebuah acara kampus akan memperkenalkan kita pada teman-teman baru. Awalnya tidak tahu dari mana dan siapa, namun jika sudah lama bersama di organisasi, akhirnya menjadi kenal.  Kita akan berkenalan dengan teman-teman dari jurusan lain, teman seangkatan, senior, dan masih banyak lainnya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan kalau kita akan berkenalan dengan orang-orang yang memiliki relasi lebih banyak. Apalagi organisasi membutuhkan kerja sama dengan organisasi lain, demi memajukan orgasisasi tersebut. Tidak hanya itu, relasi memberikan kemudahan ketika dalam membuat acara internal maupun eksternal.
- Belajar memanajemen waktu.
Dalam kegiatan organisasi, belajar disiplin suatu hal yang utama, segala acara organisasi sangat membutuhkan keterampilan mengatur diri dan waktu.  Maka, lakukan pekerjaan semaksimal mungkin, dan pintar-pintar memanajemen waktu dengan baik dan benar. Dengan mengikuti organisasi/kepanitiaan acara kampus, waktu yang biasanya kita gunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas otomatis akan berkurang—agar kegiatan akademik dan nonakademik berjalan lancar, maka manajemen waktu dengan memprioritaskan pekerjaan terlebih dahulu. Konsisten dalam mengatur waktu agar, apa yang kita lakukan bisa bermanfaat. Tidak hanya bermanfaat terhadap diri sendiri tetapi berguna bagi orang lain.
Pengalaman sebagai mahasiswa yang berorganisasi, bisa menjadi bekal kita ketika akan bersaing pada dunia kerja dan dapat menjadi nilai plus jika dibandingkan dengan mahasiswa yang hanya aktif dalam aktivitas perkuliahan. Prestasi mahasiswa bukan saja ditunjang dengan prestasi akademik. Faktor pengalaman mahasiswa dalam organisasi kampus juga sebagai salah satu faktor penting untuk menunjang suksesnya mahasiswa kelak selesai kuliah. Sejatinya mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang mampu menyeimbangkan antara kuliah dan kegiatan yang menunjang leader-skill seperti ikut berorganisasi.
Editor: Iin Prasetyo
