Jangan Sedih, Hafalkan Walau Tak Hafal-Hafal

- Advertisement - Pfrasa_F
Foto: www.google.com

Penulis : Ayda Fitriani

Menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup di dunia dan akhirat adalah kewajiban bagi setiap muslim. Membaca, mengahafal, mempelajari serta menerapkannya dalam kehidupan merupakan ajaran utama yang disampaikan Rasulullah Saw kepada kita umatnya. Menghafal Alquran merupakan kebaikan bagi setiap muslim, sebagaimana dalam hadis Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, yang artinya:

 “Orang yang mahir membaca Al-Quran kelak (mendapat tempat di surga) bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Quran dan masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia mendapatkan dua pahala”.

Sebagai seorang mahasiswa yang pernah bersekolah di Madrasah Aliyah ataupun mondok di pesantren, tentunya pernah diharuskan untuk menghafal Alquran minimal Juz 30. Namun, kebanyakan dari kita kesulitan dalam menghafal terlebih lagi yang tak pernah dipaksa untuk menghafalkan sebelumnya. Kesulitan dalam menghapal dan tak hapal-hapal menjadikan kita putus asa, merasa sia-sia dan lebih memilih untuk menyerah. Tapi, tahukah kamu, melakukan suatu kebaikan tidak ada yang sia-sia, hafalkanlah meskipun tak hafal-hafal karena menghafalkan Alquran merupakan sebuah kebaikan.

Menghafal Alquran terasa menyenangkan karena imbalan yang didapatkan. Nilai satu huruf Alquran sama dengan satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala. Untuk yang merasa kesulitan menghafal, satu hurufnya sama dengan dua kebaikan, berarti setiap hurufnya bernilai dua puluh pahala. Semakin sulit menghafal, maka akan semakin banyak mengulang maka semakin banyak pula kebaikan. Jadi, hafalkanlah walau tak hafal-hafal.

Di dalam Alquran seluruhnya mengandung kebaikan. Membaca, menghafal, mengamalkan semuanya bernilai kebaikan. Jika dengan menghafal dan akhirnya tak hafal-hafal berarti kamu selalu dalam kebaikan, semakin lama maka semakin baik. Bukankah kita menghafal untuk mencari kebaikan?.

Ketika kita mulai menghafal Alquran, berarti sudah ada niat yang kuat dalam diri. Rasulullah Saw pernah menyebutkan bahwa 70 Syuhada dalam tragedi sumur Maunah sebagai qari (hafiz), padahal hafalan mereka belum semua. Ini karena seandainya mereka masih hidup, mereka akan terus menghafal.

Menghafal Alquran laksana masuk ke sebuah taman yang indah. Seharusnya, kita ingin berlama-lama menikmati taman indah tersebut, bukannya buru-buru ingin keluar. Sebab,  menghafal Alquran walaupun tak hafal-hafal adalah salah satu cara Allah memuaskan dirimu untuk menikmati taman itu. Salah satu manfaat menghafal Alquran meski tak hapal-hapal adalah terhindarnya mata, telinga, dan lisan dari segala maksiat. Semakin lama durasi hafalan, maka akan semakin bersihlah diri kita.

Memegang mushaf Alquran merupakan kemuliaan, dan melihatnya adalah sebuah kesejukan. Kita sudah mendapatkan hal tersebut saat menghafal walau akhirnya tak hafal-hafal. Menghafal Alquran tetapi tak hafal-hafal barangkali karena Allah Saw sangat mencintaimu. Allah tidak memberikan ayat-ayat-Nya sampai kita benar-benar layak dicintai-Nya. Jika kita tidak senang dengan keadaan seperti ini, maka kepada siapa sebenarnya selama ini kita mencintai.

Menghafal Alquran tak hafal-hafal tentu sangat melelahkan secara fisik. Tetapi, inilah lelah yang memuaskan, karena setiap lelahnya dicatat sebagai amal sholeh. Semakin lelah, maka akan semakin sholeh. Jadi, ketika menghafal namun tidak hafal-hafal jangan bersedih karena ada banyak manfaat yang kamu peroleh. Agar kita dapat menghafal dengan baik, ada beberapa cara yang dapat lakukan, dan hal pertama kali adalah berasal dari niat.

Selanjutnya ada beberapa metode, di antaranya adalah dengan menggunakan mushaf yang sama agar lebih mudah mengingat. Menghapal dengan perlembar atau per ayat, misalnya satu hari satu lembar dan diulangi sebanyak kali atau lebih. Untuk per ayat, hafalkan satu ayat kemudian ulangi sebanyak dua puluh kali atau lebih, kemudian dilanjutkan ke ayat berikutnya dan ayat sebelumnya juga dihafalkan.

Ketika ayatnya panjang, maka  bagi menjadi tiga bagian. Ulanglah per bagian sebanyak dua puluh kali atau lebih. Lalu, tentukan target dan seringlah mendengarkan bacaan Alquran, kemudian minta kepada orang lain seperti guru, orang tua untuk mendengarkan hafalan kita. Dan ulangilah seluruh hafalan sesering mungkin, gunakan seluruh alat indra dan yang terakhir pilihlah waktu yang sesuai.

Editor             : Shofiatul Husna Lubis

*Sumber : Tulisan diambil dari beberapa referensi

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles