Film Korea, Judul Skripsi, Nikah Muda

- Advertisement - Pfrasa_F
Illustrasi: Muhammmad Fathoni

Penulis : May Andriani Siregar

“Jangan nonton Korea aja Mel, hapusin semua film yang ada di laptop Kamu itu, atau mau Aku yang hapusin?  Biar Aku hapus sekarang nih?” Seru Irfan dengan mata tajam mengarah padaku.

“Apa sih? Yang pentingkan gak ngerugin orang lain, lagian film ini cocok buat jomblo istiqomah kayak aku tau, kamu kok bawel aja ya?” Aku membalas tatapannya gak kalah tajam.

“ Gak ada gunanya loh tontonan kayak begituan, yang ada waktu kamu habis percuma, belum lagi nanti timeline WhatsApp itu penuh sama postingan baperan kamu, mending orang yang dibaperin ada, ini imajiner dong,” timpalnya sambil berlalu dari hadapanku.

Dengan nafas yang semakin menderu akibat emosi yang meningkat, Aku mengambil sebuah pulpen yang tidak lagi memiliki tutup.

“Tung!” (bunyi pulpen)

“ Rasain tuh pulpen, emang enak. Makanya jangan asal kalau bicara, film korea itu salah satu mood booster tau, bukan seperti kamu, selalu buat bad mood,” ucapku sedikit keras berharap dia mendengarkan yang semakin jauh meninggalkan Aku sendiri di Pendopo Fakultas tempat aku menimba ilmu.

***

Aku adalah mahasiswi jurusan Akuntansi yang saat ini sedang sibuk mencari bahan skripsi, kesana kemari keluar masuk perpustakaan hanya untuk mencari sebuah judul untuk persyaratan lulus sebagai sajana dari kampus hijau ini.

“Udah gimana judul kamu Mel? Udah di ACC belum?,” tanya salah satu teman seperjuangan.

“Boro – boro di ACC, dapat bahan untuk permasalahan yang mau diangkat aja belum ada,” jawabku dengan raut pasrah.

Aku lupa menyebutkan nama di awal perkenalan, namaku Meli Regina, penyuka warna hitam, penikmat glukosa, hobi dengerin musik Korea, nonton film Korea, histeris lihat oppa-oppa Korea, tetapi gak pernah nekad untuk beli tiket nonton konser mereka yang diadakan di Indonesia. Menurutku melihat mereka dari balik layar laptop putihku itu jauh lebih eksklusif, dari pada bersusah payah berdesakan dengan orang-orang yang tidak Aku kenal.

“ Yaudah yuk, aku bantuin cari, kita ke perpustakaan fakultas aja, disana banyak juga beberapa judul skripsi orang-orang terdahulu yang telah wisuda mendahului kita, Al fatihah,” aku menatap bola matanya lekat-lekat, mencerna maksud kalimat tadi.

***

Langit mulai sendu, aku memutuskan untuk keluar ruangan untuk memberikan peregangan kepada persendian yang sejak tadi sudah jengah dengan posisi duduk yang kurang bagus untuk menopang berat badan yang hampir mencapai 60 kg.

Aku melirik jam Digital Digitec miliku yang hampir 1 tahun ini menemani perjalananku, jam ini adalah gaji pertamaku bekerja disebuah media cetak dikota perantauan tempat aku menimba ilmu.

“Wah, sudah pukul 17:16, fakultas juga sudah sunyi, kalau sudah diruangan ber-AC, jadi lupa waktu ni, si Ryan kemana ya? Kok dari tadi suaranya gak kedengeran?” Aku kembali masuk dan memutuskan untuk mencari teman yang mengajak Aku ketempat ini.

“ Dimana dia? Jangan jangan dia..?” Cepat-cepat Aku memeriksa handphone yang sejak  memasuki ruangan, profil ku ubah menjadi silent.

“ Mel, aku ada urusan di luar, aku balik luan, jangan lupa cari judul punya Kamu, besok hari terakhir pengumpulan judul kata ketua jurusan, jangan sampai kamu wisuda tahun depan, Aku gak mau ngasih bunga buat Kamu,” perlahan aku baca pesan WhatsApp dari Ryan.

“ Huh, dasar! Pasti dia lagi jalan nih dengan pacar barunya, nasib temenan sama playboy, malam minggu kali ini ngapain ya, stok film Korea Aku masih ada gak ya?” Aambil nge-cek beberapa timeline, tiba-tiba masuk pesan dari Irfan yang baru beberapa jam bertemu, sempat buat aku kaget.

“Mel, malam ini aku mau ke rumah Ummi dikota kelahiranmu Rantauprapat, beserta keluarga Aku. Mau silaturahmi sekalian mau ngomongin sesuatu, doakan semoga selamat sampai tujuan, tadi Aku udah hubungu Ummi sama Ayah Kamu kok,” setelah mencerna isi pesan, Aku merasakan jantungku berdetak 4 kali lebih kencang dari biasanya, sungguh Aku tak pernah membayangkan hal ini.

Irfan lelaki yang 2 tahun Aku kenal dari organisasi kampus yang masih Aku tekuni, lelaki yang selalu bawel ketika Aku terlalu mengidolakan oppa Korea, yang selalu berniat menghapus seluruh film Korea didalam laptop putih kesayanganku, tiba-tiba ingin mendatangi kedua orangtuaku dengan membawa kedua orangtuanya?

“ Tapi Fan, judul skripsiku belum di-ACC,” Aku membalas dengan kilat, hanya hitungan sepersekian menit Aku menerima balasan.

“Kita wisuda bareng, kita cari judul bareng, kita nonton Korea bareng, biar kamu gak baper lagiliat timeline whatsApp, gemes Aku lihatnya,” setelah membacanya, hanya perasaan bingung yang tertinggal, berkali-kali Aku meminta orang lain meyakinkan bahwa Aku tidak sedang bermimpi.

“Aku dilamar temanku Irfan..,” ucapku lirih.

Editor             : Maya Riski

 

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles