Reportase Lapangan: Menelusuri Jejak Peninggalan Sejarah di Kota Medan

- Advertisement - Pfrasa_F
Fotografer : Dhanu Nugroho Susanto
Fotografer : Dhanu Nugroho Susanto

Cuaca cerah mengawali aktivitas para peserta Pena Persma (Pelatihan Nasional Pers Mahasiswa) untuk melaksanakan reportase lapangan. Setelah dua hari berturut-turut dibekali lewat materi yang diberikan oleh 4 orang pemateri dengan berbagai pembahasan, kini saatnya peserta menguji kemampuan mereka di lapangan. Dengan semangat peserta didampingi oleh panitia dan Founder Medan Herritage Rizky Nasution berangkat menuju lokasi tujuan. Angkutan kota (Angkot) menjadi pilihan transportasi yang digunakan. Berangkat pukul 09.00 WIB menuju spot reportase pertama, yaitu Istana Maimun.

Bangunan berlantai dua yang dominan berwarna kuning itu ternyata cukup menarik perhatian peserta. Ini terlihat dari antusias mereka saat mendengarkan penjelasan dari pemandu mengenai Istana Maimun. Belum lagi saat adanya pertunjukkan yang dilakukan dari pihak pengelola Istana Maimun. Meski hanya mendendangkan lagu-lagu Melayu, tapi ini menjadi hal yang menarik bagi mereka. Karena beberapa dari mereka ikut bertepuk-tepuk tangan megikuti nada, ada juga yang ikut menari, bahkan menyumbangkan suaranya.

Setelah puas mengetahui sejarah Istana Maimun dan melihat pertunjukkan, peserta dan panitia melanjutkan perjalanannya menuju Masjid Raya Al-Mashun. Setelah melaksanakan salat zuhur dan mendokumentasikan hal-hal penting, perjalanan reportase dilanjutkan ke Lapangan Merdeka, Kantor Pos yang terletak di titik nol Kota Medan, Gedung Ampi yang terletak di simpang Jalan Hindu, dan berakhir di Gedung RRI di Jalan Sambu yang telah lama ditinggalkan.

Pejelasan Rizky Nasution, Founder Medan Heritage mengenai Gedung RRI mengungkapkan gedung tersebut sudah tidak difungsikan lagi, “Sejarahnya nggak tahu pasti. Tapi setelah Gedung RRI dipindahkan ke Jalan Gatot Subroto, gedung ini tidak lagi dipakai. Hingga begini tinggal bangunan saja tanpa atap dan jendela,” ungkapnya.

Setelah mengelilingi spot-spot yang telah ditentukan panitia, peserta kagum dengan bangunan bersejarah di kota Medan yang ternyata sampai sekarang masih ada. “Excited. Pertama karena baru pertama kali ke Medan dan kagum gitu, ternyata di Medan ada tempat bersejarah yang sampai sekarang masih ada,” ujar Yori, peserta yang berasal dari Padang.

Dengan mengikuti pelatihan yang mengusung  tema “Videografi Jurnalisme Pariwisata” diharapkan pers Kampus nantinya dapat memperkenalkan ragam budaya dan sejarah yang ada di tempat asal masing-masing. “Ilmunya dibawa sebanyak-banyaknya ke Padang dan dipraktekkan di LPM. Dan nantinya melalu kita, pers kampus kita dapat memperkenalkan budaya juga  sejarah di Padang agar orang-orang tahu,” tutup Yori.

Reporter         : Zulfikar Syahputra

Editor             : Nurtiandriyani S

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles