Medan, Dinamika Online – Mari kita sedikit mundur ke belakang, tepatnya dua hari sebelum ramadhan mahasiswa jurusan PAI semester 2 mengadakan acara punggahan bareng yang mengundang delapan anak yatim dan terbuka untuk seluruh mahasiswa jurusan PAI. Jika kita memperhatikan dan sedikit lebih teliti ada satu hal yang sangat menarik dari acara ini yaitu ketika panitia acara mengungkapkan bahwa acara punggahan bareng yang bisa dikatakan megah ini berasal dari dana yang cukup sederhana yaitu Taiso.
Taiso, ya itulah nama pendeknya, memang namanya sedikit unik, apabila didengar sekilas kebanyakan orang akan langsung membayangkan sebuah makanan khas indonesia Tahu isi bakso. Akan tetapi Taiso mahasiswa Pendidikan Agama Islam ini bukanlah sebuah makanan yang mempunyai resep cara mengolah, bukan juga tahu, yaitu kacang kedelai yang telah direndam dan diolah. Tapi Taiso mahasiswa Fakultas Tarbiyah ini ialah singkatan dari Tabungan infaq sodaqoh, yaitu sebuah celengan berbentuk tabung dengan panjang 20 dan berdiameter 7 cm tempat mahasiswa PAI 7 bila ingin bersedekah.
Celengan Taiso oleh bendahara kelas dijalankan setiap hari jumat. Sembari meminta uang kas yang memang lazim dilakukan di setiap kelas, bendahara tidak lupa membawa celengan Taiso bagi rekan-rekan yang mau bersedekah, yang mempunyai uang untuk diinfakkan. Laily Hidayati selaku bendahara PAI 7 mengungkapkan bahwa Taiso ini sangat terasa sekali manfaatnya, salah satunya PAI 7 dapat mengadakan acara punggahan bareng anak yatim dan mahasiswa Jurusan PAI dalam rangka menyambut Ramadhan, “Dananya itu nggak sedikit lho, nggak mungkinkan kami mengundang anak yatim tanpa memberi apa-apa dan kami berani membuat undangan terbuka bagi semua mahasiswa jurusan PAI,” jelasnya dengan nada emosi penuh semangat.
Rasulullah Saw bersabda : “Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad dijalan Allah dan ibarat orang salat malam, ia tidak merasa lelah dan juga ibarat seorang yang berpuasa yang tidak pernah berbuka,” (H.R Bukhari).
Sedekah memang menyejukkan hati, bagai embun di pagi hari, bagai gunting yang merobek jarak antara si kaya dan si miskin, dan bagaikan benang yang merajut tali-tali kasih sayang. Bersedekah akan membawa begitu banyak kebaikan, satu bibit ditanam sepuluh tangkai akan tumbuh subur bagi yang ikhlas karena Allah, dan harta akan meningkat, kebahagiaan akan bertambah, silaturahmi terjaga, ketenangan dan kepuasan datang menyusul,itulah yang memotivasi mahasiswa semester 2 UIN SU untuk berinovasi menciptakan hal baru dalam menggalakkan sedekah yang kelak sangat bermanfaat bagi pribadi mereka dan orang banyak.
Nur Yachman selaku pengegrak menjelaskan bahwa terbentuknya Taiso ini adalah terinspirasi dari gerakan 500 berkah yang pernah dilakukannya bersama anak-anak kecil sebelum dia menjadi mahasiswa dahulu, dengan semangat dan kerja ikhlas gopek demi gopek akhirnya mereka berhasil mengumpulkan beberapa rupiah yang kemudian mereka berikan kepada yang membutuhkan, “Anak kecil saja mampu seperti itu, apalagi seorang mahasiswa. Itulah yang menginspirasi menggalakkan Taiso dikelas,” tuturnya.
Komisaris mahasiswa (Kosma) PAI 7 juga menyambut baik adanya Taiso ini, dan memang ikut merasakan dampak baiknya bagi kelas. Adanya baju persatuan kelas (cuople), baju footsall kelas, papan tulis kelas, tikar kelas (jika PAI 7 mengadakan pengajian atau diskusi bersama) dan sebagainya, semua berkat dana dari si bernama unik Taiso. “Walaupun setelah itu dicicil oleh kas kelas, namun ini tidak terjadi jikalau kami hanya menunggu kas kelas terkumpul, sulit sekali,” ungkap Irwandi Pratama selaku kosma.
Sekali lagi, sedekah memang mendatangkan sejuta nikmat, sejuta berkah dan kebaikan. Semoga adanya Taiso ini dapat menginspirasi kita kemudian menciptakan sesuatu yang baru dan lebih kreatif yang dampak positifnya lebih besar bagi orang lain
Reporter : Kurniawan
Editor : Shofiatul Husna Lubis
