Addin Edisi 253: Hidup dengan Alquran

- Advertisement - Pfrasa_F
Ilustrasi: Afifah Lania

Penulis: Amalia Hafsari

“Sebaik-baik kamu adalah orang-orang yang mempelajari dan mengajarkan Alquran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Seiring dengan perkembangan zaman. Maka, berkembang pula teknologi dan ilmu pengetahuan yang mempermudah ataupun mempersulit kehidupan manusia. Berjalannya waktu, maka semakin jauhlah kehidupan ini dari masa kenabian Shallahu A’laihi Wassalam.

Tidak dapat dipungkiri, zaman semakin berubah dan perilaku manusia terkadang mengikut daripada zaman tersebut. Sikap kebanyakan umat muslim pada masa sekarang ini terhadap Al-quran terlihat ibarat seperti sekelompok manusia yang diliputi kegelapan dan kesesatan.

Kedudukan Al-quran bagi seorang muslim merupakan ruh kedua. Jika jasad ini hidup karena ditiupkannya ruh dari sisi Allah Swt. Maka, kehidupan ini akan bermakna jika diisi dan dihiasi dengan ruh Al-quran. Betapa hampa dan malangnya kehidupan manusia yang jauh dari nilai-nilai Al-quran dan tidak lain ia bagai orang yang hidup namun mati yang berjalan tanpa tujuan dan arah yang benar.

Quran merupakan risalah Allah kepada manusia semuanya. Banyak nash yang menunjukan hal itu baik di dalam Al-quran maupun sunah.

Defenisi Al-quran berasal dari kata qara’a yang mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun. Qira’ah yang berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi. Sebagian ulama berpendapat bahwa Kata Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad Saw yang ketika membacanya merupakan suatu ibadah.

Melihat fenomena pada zaman modern atau diberi nama dengan Kids zaman now saat ini tidak dapat dipungkiri, banyak manusia yang jauh dari nilai-nilai Islam terlebih terhadap pedoman bagi kehidupannya. Generasi muda, anak-anak bahkan orang tua sekalipun mulai tergores dengan teknologi. Dimana, mereka lebih suka dan asyik menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bercengkrama dengan yang namanya “Gudget” ataupun media elektronik dan hiburan yang menjauhkan diri dan hati akan kalamullah yaitu Al-quran.

Saat ini, sangatlah sulit bagi kita untuk menemukan seseorang ataupun anak-anak generasi Qur’ani di banding dengan generasi “Tik-Tok” ataupun dengan sebutan lainnya yang saat ini sedang trend di Negri kita.

Seharusnya setiap muslim yang bertakwa menyadari sepenuhnya apa yang menjadi kewajibannya terhadap perintah Allah. Kewajiban itu mesti dilaksanakan dengan penuh cinta dan keridhoan terhadap Allah Swt tanpa ada rasa keberatan maupun keragu-raguan. Ia harus senantiasa meluangkan watu untuk hidup dengan Al-quran.

Ada hal yang harus dilakukan umat muslim untuk dapat hidup dengan Al-quran dan nantinya akan meghasilkan pahala ataupun kenikmatan jiwa yang hakiki dalam beribadah kepada Allah Swt.

Membaca Al-quran merupakan ibadah. Allah memberikan pahala untuk setiap huruf yang dibacanya dengan kebaikan. Membaca Al-quran menjadi kebiasaan yang disunnahkan baik siang maupun malam. Dikatakan kepada para pecinta Al-quran di hari akhirat.

“Bacalah Al-quran dan naiklah (Derajatmu di syurga) dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan Al-quran di dunia, karena sesungguhnua kedudukanmu berada pada akhir ayat yang engkau baca” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Rasulullah tiada bosan-bosannya mengingatkan kaum mislimin agar senantiasa membaca Al-quran. Banya hadist Rasulullah yang memerintahkan umat ini untuk selalu belajar membacanya dengan makhroj yang baik dan dengan ilmu tajwid yang benar. Seperti halnya sabda Rasulullah dalam riwayat Mutafaq alaihi.

“Orang yang membaca Al-quran dan ia mahir membacanya bersama dengan safarotil kiro,il baroroh (malaikat yang mulia) dan orang yang membaca Al-quran tapi ia terbata-bata dalam lafalnya dan tertahan-tahan maka ia mendapat dua pahala.”

Selain membacanya,  seorang muslim untuk dapat hidup dengan Al-quran ia juga harus mentadabburi ayat-ayat Allah. Bacaan yang disertai tadabbur yang khusyu’ mampu mempertajam pandangan yang sudah tumpul, merupakan pemusnah pandangan-pandangan yang sempit dan obat bagi hati yang sedang sakit.

Apabila seorang mukmin sudah konsisten membaca Al-quran dengan tenang dan tadabbur yang khusyu’.  Maka, akan terbukalah belenggu-belenggu yang memborgol hatinya dan akan terpancar pula cahaya Al-quran di dalam jiwanya.

Rasulullah Shalallahu a’laihi Wassalam sendiri selalu membaca Al-quran secara dawam (rutin). Beliau memohon kepada Allah agar menjadikan Al-quran sebagai taman dalam hatinya, cahaya bagi pandangannya, penghapus duka dan pemusnah kebingungan.

Seyogyanya tidaklah cukup bagi diri seorang mukmin yang bertakwa hanya sekedar membaca ataupun mentadaburinya. Namun juga mengamalkan pelajaran yang terdapat di dalam Al-quran itu sendiri. Melaksanakan apa yang diperintahkan Allah swt dan menjauhi apa saja yang menjadi larangannya. Tidak ada satupun dari kewajiban ini yang boleh ditinggalkan. Setiap Saat Al-quran harus menjadi pembimbing kehidupan kita. Sikap lalai dan cuek terhadap Al-quran merupakan perbuatan dosa dan di benci Allah.

Sangatlah miris ketika umat muslim hanya membaca Al-quran bila ada kemalangan atau kematian serta saat acara syukuran saja. Tidak ada daya dan upaya untuk mencoba menggali danmemperoleh pelajaran didalamnya. Sebagaimana yang terdapat dalam firmannya.

Membaca Al-quran memiliki kadar yang berbeda-beda bagi setiap orang yang tergantung pada kondisi seseorang itu sendiri. Yang terpenting adalah bagaimana agar diri kita jangan sampai membiarkan satu hari saja tanpa berinteraksi dengan Al-quran. Sebab, manusia yang tersiksa hati dan akhlaknya sudah rusak, tidak mempunyai pelindung lagi dari kejatuhannya kejurang kehinaan selain daripada Al-quran. Sebagaimana Allah berfirman  artinya “Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” (Qs.Taha:123-124)

Tidak ada jalan lain yang lebih utama selain senantiasa membaca, mentadaburi dan mengamalkan setiap pelajaran yang ada. Maka, kenikmatan hidup dengan Al-quran akan senantiasa dirasakan bagi kaum muslim yang melakukannya. Hanya dengan menjadikan Al-quran dan risalah Rasulullah Saw sebagai pedoman dan pegangan dalam hidup ini.  Maka, manusia akan selamat dalam dekapan dunia dan akhirat.

“Bacalah Al-quran karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari akhir.” (HR.Bukhari dan Muslim). Wallahualam

Penulis Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Stambuk 2017.

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles