Cinta Pembawa Kesuksesan

- Advertisement - Pfrasa_F

Penulis : Rina Wahyuni

Ada seorang guru yang mengajar dengan tulus dan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk siswa-siswinya. Guru tersebut merupakan wali kelas 5 Sekolah Dasar dan salah satu siswa di kelasnya selalu berpakaian sembrono, acak-acakan dan kumal. Saat proses belajar mengajar berlangsung ia selalu mengantuk dan sering terlambat. Ketika guru mengajukan pertanyaan semua siswa mengacungkan tangannya tinggi-tinggi, kecuali dia.

Guru ini terus berusaha melakukan berbagai cara untuk menyukai anak tersebut, tapi tidak pernah berhasil. Hingga akhirnya ia bermasa bodoh terhadap anak itu. Di rapor semester ganjil, guru tersebut menulis apa adanya mengenai keburukan anak tersebut.

Suatu hari tanpa di sengaja, guru itu membolak-balikkan rapor anak tersebut dari kelas satu, di antara catatan rapor wali kelasnya terdahulu ada catatan yang tertulis, “ramah, menyukai teman-temannya, ceria, sopan, bisa mengikuti pelajaran dengan baik, memiliki potensi untuk berhasil. “Ini pasti salah, bisa mengikuti pelajaran dari mana? Pasti wali kelasnya ngarang.” pikir guru tersebut sambil melanjutkan membaca catatan rapor anak itu.

Pada catatan rapor kelas duanya tertulis, “kadang terlambat datang ke sekolah disebabkan harus mengurusi ibunya yang sedang sakit terlebih dahulu.”

Di kelas tiga catatan semester ganjilnya tertulis, “sering mengantuk di dalam kelas, disebabkan penyakit ibunya yang semakin memburuk. Pada catatan semester genap tertulis, “sering merenung, tak punya semangat karena ibunya meninggal.”

Catatan rapor kelas empat tertulis, “ayahnya depresi sehingga sering melakukan tindak kekerasan terhadap anak ini.”

Tiba-tiba guru tersebut merasakan sesak pada dadanya, tanpa ia sadari air matanya jatuh, ia menyesal telah mengumpat anak tersebut dengan sebutan anak yang pemalas, padahal anak ini sudah berusaha dengan sangat tangguh untuk bertahan dari pilu yang ia rasakan begitu mendalam.

Keesokan harinya selesai jam sekolah ia menyapa anak tersebut. “Kebetulan Ibu ada sesuatu yang mau dikerjakan di sekolah sampai sore, kamu mau nggak belajar mengejar ketertinggalan kamu? Kalau ada yang kamu nggak ngerti, entar ibu yang ajarin.”

Mendengar gurunya memberi perhatian kepadanya, anak ini memberikan senyuman yang manis kepada sang guru. Guru tersebut tentunya juga sangatlah senang melihat siswa yang dicapnya pemalas itu mulai bangkit dari keterpurukannya.

Semenjak saat itu, anak tersebut bersungguh-sungguh belajar hingga suatu hari pada saat guru tersebut masuk ke dalam kelas dan memberikan kuis, anak ini mengacungkan tangannya. Seketika rasa senang menghinggapi guru tersebut dan perlahan  namun pasti rasa percaya diri anak tesebut kembali tumbuh.

Waktu begitu cepat berlalu dan tibalah hari pengumuman kelulusan, guru tersebut mendapat selembar kertas dari anak tersebut. “Bu guru sangat baik padaku, seperti mama.”

***

Setelah sepuluh tahun kemudian guru tersebut kembali mendapat sebuah kertas yang bertulis, “Saya menjadi dokter yang mengerti rasa sakit dan mengerti rasa syukur. Saya mengerti rasa sakit karena saya pernah menerima pukulan-pukulan dari ayah, saya mengerti rasa syukur karena telah dipertemukan dengan ibu guru.”

Kertas itu di akhiri dengan kalimat, “saya tidak pernah lupa dengan ibu guru saya waktu saya kelas 5 SD. Mungkin Bu guru yang Allah kirimkan untuk menyelamatkan saya dari keterpurukan yang berkepanjangan. Sekarang saya sudah dewasa dan menjadi dokter. Tetapi guru terbaik yang saya miliki adalah wali kelas saya di kelas 5 SD.”

Setahun kemudian, kertas yang datang adalah surat undangan, dalam kertas tersebut tertulis. “Mohon duduk di kursi mama di pernikahan saya.” Air mata guru tersebut tumpah tanpa mampu ia bendung lagi, rasa haru dan bahagia menyelimutinya seketika.

Editor  : Maya Riski

Foto    : siapbelajar.com

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share article

Latest articles